Enterprise Information Architecture (EAI) merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam dunia sistem informasi. Istilah ini baru mulai ramai dibicarkan orang dalam dekade terakhir ini. Apa itu Enterprise Information Architecture?, mengapa kita perlu menggunakannya?, apa manfaatnya?, berikut ini adalah tulisan singkat berisikan deskripsi singkat mengenai EAI.
Enterprise Information Architecure adalah sekumpulan rancangan artifak, representasi deskriptif (dokumen) yang relevan untuk menggambarkan perusahaan (‘enterprise’) saat ini (‘current’) dan yang akan datang (‘future’), untuk digunakan dalam mencapai tujuan perusahaan dan dipelihara selama diperlukan
Artifak atau dokumen dapat berupa :
- Vision & Mission Statement
- Business (processes)
- Work (processes)
- Organization (roles & responsibilities)
- Policy (business rules)
- Information (data entities)
- Applications (business logic)
- Technology (technology components)
- Network (network technology components)
- Security (security components)
EIA dapat merupakan suatu representasi roadmap untuk mencapai misi organisasi melalui kinerja optimal proses bisnisnya dalam suatu lingkungan teknologi informasi yang efisien. Dengan demikian, EIA pada dasarnya adalah suatu cetak biru (blueprint) yang secara sistematis dan lengkap mendefinisikan teknologi informasi yang sedang berjalan (baseline) dan lingkungan teknologi informasi yang diinginkan (target).
Faktor utama pendorong pengembangan dan penggunaan sebuah Enterprise Architecture pada sebuah organisasi adalah :
1. Alignment (Keselarasan)
Memastikan realisasi atau pelaksanaan perusahaan sesuai dengan keinginan manajemen.
2. Integration (Integrasi)
Memastikan konsistensi pelaksanaan business rules dan policy diseluruh unit organisasi dimana data dan penggunaannya aman, interface dan arus informasi sesuai standar, dan koneksitas dan interoperabilitas dikelola disemua unit organisasi.
3. Change (Perubahan)
Menyediakan fasilitas dan pengelolaan perubahan untuk semua aspek perusahaan.
4. Time-to-Market
Melakukan pengurangan pengembangan sistem, pembuatan program, pembaharuan ‘timeframe’ dan kebutuhan sumber daya.
5. Convergence (Konvergensi)
Menuju standardisasi produk teknologi informasi.
Manfaat dari arsitektur informasi adalah sebagai berikut ini :
Keselarasan (alignment) : menciptakan keselarasan antara lingkungan TI dengan kebutuhan bisnis perusahaan
1. Integrasi : standard untuk interface dan aliran informasi
2. Time-to-market : mengurangi siklus pengembangan aplikasi dan sistem
3. Konvergensi : mengusahakan portofolio produk-produk TI standard
4. Meningkatkan compatibility antar berbagai solusi yang dikembangkan masing-masing department / unit.
5. Memungkinkan penggunaan ulang solusi yang telah dibuat, sehingga mengurangi biaya investasi TI.
6. Memberikan metode dan proses bersama (common).
7. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi learning curve dari developer dan user.
8. Meningkatkan komunikasi antar pengguna TI dengan developer.
9. Membantu mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan.
Keluaran yang dihasilkan (khususnya model/diagram visual) akan bermanfaat bagi :
1. Eksekutif perusahaan, dalam mendeskripsikan proses bisnis
2. Manager, dalam memahami proses bisnis dengan menggunakan diagram yang standard (dalam hal ini adalah UML)
3. IT manager, dalam mendiskripsikan aplikasi IT dan merencanakan infrastruktur S/W dan H/W yang sesuai dengan visi, misi dan strategi bisnis perusahaan.
4. S/W developer, dalam mengembangkan dan merancang perangkat lunak (khususnya database) dengan menggunakan diagram yang merupakan defacto standard (UML dan Entity Relationship Diagram)
5. S/W implementor, dalam mengimplementasikan (coding) perangkat lunak yang dirancang oleh S/W developer.
6. H/W planner, dalam merencanakan infrastruktur perangkat keras TI.
7. Vendor, dalam mengajukan solusi S/W dan H/W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar