Senin, 11 Januari 2010

Implementasi Zachman Framework dan TOGAF

Dari beberapa framework arsitektur informasi yang paling umum dan populer digunakan adalah Zahman Framework dan TOGAF ( The Openn Group Architecture Framework). Zachman Framework saat ini dianggap sebagai standar "de facto " untuk mengklasifikasikan artifak arsitektur informasi perusahaan yang dikembangkan dalam Enterprise Architecture, karena memiliki kelebihan dalam pengelompokkan artifak yang sangat lengkap dan komprehensif serta dapat dilihat dari multi view. Namun demikian Zachman Framework tidak menjelaskan bagaimana sebaiknya tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam menyusun suatu arsitektur informasi perusahaan. TOGAF merupakan suatu framework yang bersifat Open dan banyak digunakan karena merupakan suatu framework yang cukup komprehensif. Tahapan penyusunan dan implementasi arsitektur informasi perusahaan dijelaskan dengan sangat lengkap dan terstrukur pada TOGAF ADM (Architecture Development Methods).
Melihat keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing framework tersebut, maka banyak implementor atau arsitek yang melakukan implementasi arsitektur informasi perusahaan dengan mengkombinasikan kedua framework ini. Tahapan implementasi dilakukan dengan mengikuti panduan pada TOGAF ADM, sedangkan artifak-artifak atau hasil output dari masing-masing tahapan dikelola dan diklasifikasikan dengan mengikuti struktur pada Zachman Framework.

Pemetaan TOGAF ADM (Versi 7) ke Zachman Framework dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Langkah-langkah pada TOGAF ADM yang dipetakan dalam gambar diatas adalah sebagai berikut :

1. P : Preliminary : Framework & Principles

Pada tahap awal ini mendefinisikan bagaimana Enterprise Architecture akan dibuat. Pada tahap ini, terdapat dua hal utama yang didefinisikan, yaitu

  • P1 : Mendefiniskan arsitektur framework yang akan digunakan . TOGAF ADM merupakan suatu metoda generic, dimana dapat dipergunakan untuk mengakomodasi berbagai macam framework yang ada.
  • P2 : Mendefiniskan prinsip-prinsip arsitektur yang harus dipenuhi
  • P3 : Mendefinisikan ulang prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis dan arah bisnis

2. A: Architecture Vision

Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan sbb

  • A1 : Melakukan pembentukan project dengan dukungan komitmen manajemen dan penentuan scope pekerjaan meliputi scope data, fungsi, jaringan, team, dan waktu
  • A2 : Identifikasi prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis & business driver organisasi
  • A3: Identifikasi prinsip-prinsip arsitektur berdasarkan prinsip-prinsip bisnis
  • A4 : Penentuan visi arsitektur/ skenario bisnis, yang meliputi :

A4.1 : Penentuan baseline bisnis

A4.2 : Penentuan baseline teknis

A4.3 : Penentuan arsitektur bisnis

A4.4 : Penentuan arsitektur teknis

3. B: Business Architecture

Pada tahap ini dilakukan aktivitas sbb :

  • B1 : Melakukan validasi prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis & business driver organisasi
  • B2 : Menentukan target arsitektur bisnis, dapat dilakukan dengan menggunakan model pada enterprise continuum (bila sesuai), industry best practises, atau didefinisikan sendiri oleh user yang kompeten

B2.1 : Struktur organisasi, identifikasi lokasi bisnis, dan keterkaitannya ke unit organisasi

B2.2 : Penentuan tujuan dan sasaran bisnis untuk masing-masing unit organisasi

B2.3 : Menentukan fungsi-fungsi bisnis

B2.4 : Menentukan layanan-layanan bisnis yang disediakan organisasi baik untuk pelanggan internal maupun eksternal

B2.5 : Melakukan identifikasi dan analisis proses bisnis eksisting

B2.6 : Menentukan buiness role yang ada

B2.7 : Pelaporan matriks ( antar komponen baris pertama pada Zachman Framework)

  • B3 : Menentukan baseline arsitektur bisnis saat ini (apabila diperlukan)
  • B4 : Memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pertimbangan stakeholder
  • B5 : Melakukan Gap Analysis
  • B6 : Menentukan kebutuhan teknis (technical requirement)
  • B7 : Laporan arsitektur bisnis

4. C: Information System Architecture

Arsitektur system informasi dikembangkan dari target arsitektur bisnis yang telah didefinisikan. Pada tahap ni dilakukan :

  • C1 : Penyusunan arsitektur data
  • C2 : Penyusunan arsitektur aplikasi

5. D: Technology Architecture

Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan dasar, pemilihan alternatif teknologi sampai implementasi Tahapan yang dilakukan :

  • D1 : Menyusun deskripsi arsitektur teknologi baseline
  • D2 : Melakukan pertimbangan perbedaan antara model referensi arsitektur, sudut pandang desain dan tools yang tersedia
  • D3 : Menyusun model arsitektur teknologi untuk masing-masing bidang (building block)
  • D4 : Memilih portofolio layanan yang dibutuhkan untuk masing-masing bidang (building block)
  • D5 : Melakukan Gap Analysis

6. E : Opportunities & Solution

Aktivitas pada tahap ini adalah mengevaluasi dan memilih alternative implementasi; identifikasi parameter strategis; penilaian keterkaitan, biaya dan manfaat; pendefinisian strategi implementasi dan rencana implementasi.

7. F : Migration Planning

Aktivitas pada tahap ini adalah menyusun urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas termasuk asesmen ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek-proyek migrasi. Urutan prioritas akan menjadi dasar proyek implementasi.

8. G : Implementation Governance

Aktivitas pada tahap ini adalah menyusun rekomendasi untuk setiap proyek implementasi; menyusun contract architecture dan melaksanakan keseluruhan proses implementasi; menetapkan organisasi pelaksana untuk proses implementasi sistem; memastikan kesesuaian pelaksanaan proyek dengan arsitektur yang dikehendaki.

9. H : Architecture Change Management

Aktivitas pada tahap ini adalah menetapkan proses Architecture Change Management untuk enterprise architecture baru yang telah selesai diimplementasi; secara berkelanjutan memonitor perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi dan menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan Enterprise Architecture berikutnya.


Zachman Framework

Arsitektur informasi perusahaan mengandung banyak sekali informasi (dalam bentuk bermacam-macam diagram atau model) dan untuk memahami seluruh informasi yang banyak tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya dibutuhkan apa yang disebut dengan framework. Dengan menggunakan framework kita akan lebih mudah mengerti berbagai informasi dalam arsitektur informasi perusahaan sehingga kita dapat memutuskan seberapa banyak informasi yang diperlukan dan bagaimana menggunakannya.

Zachman Framework populer digunakan dalam pembangunan EIA karena memberikan gambaran yang lengkap dan menetapkan nama yang unik untuk setiap sel dalam framework. Zachman Framework merupakan logika terstruktur untuk pengklasifikasian & pengorganisasian tipe-tipe dokumen, rancangan atau model yang merepresentasikan sebuah perusahaan.

Zachman Framework memiliki Rule (aturan) sebagai berikut:

1. Kolom yang ada tidak tersusun dalam suatu urutan tertentu

2. Masing-masing kolom merupakan model dasar sederhana

3. Model dasar dari tiap kolom harus unik

4. Setiap baris menggambarkan sebuah pandangan jelas dan lengkap

5. Setiap sel dalam suatu baris dan kolom harus unik

6. Gabungan sel dalam suatu baris merupakan deskripsi lengkap dari perspektif pada baris tersebut

Zachman Framework mengklasifikasikan representasi deskriptif dari arsitektur informasi perusahaan ke dalam sel-sel berdasarkan perspektif dan fokus. Fokus tersebut dapat diidentifikasi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: apa, bagaimana, di mana, siapa, kapan dan kenapa. Masing-masing pertanyaan fokus tersebut menempati sebuah kolom dalam Zachman Framework. Perspektif mendefinisikan sudut pandang atau tingkat abstraksi dari informasi yang dikandung oleh suatu sel dalam Zachman Framework. Perspektif terdiri dari planner, owner, designer, builder, dan programmer. Masing-masing perspektif menempati sebuah baris dalam Zachman Framework.

Setiap baris mewakili sebuah pandangan lengkap dari perspektif atau sudut pandang tertentu. Perspektif yang lebih atas tidak harus lebih komprehensif dibandingkan dengan perspektif yang lebih rendah. Perspektif yang lebih atas juga tidak menguraikan dengan lebih terperinci dari perspektif yang lebih rendah. Setiap baris mewakili perspektif yang berbeda dan unik, tetapi kemampuan menyampaikan dari setiap perspektif harus memberikan rincian yang cukup untuk menentukan solusi pada tingkat perspektif tersebut dan harus dapat diterjemahkan ke perspektif yang lebih rendah. secara eksplisit. Setiap perspektif harus memperhatikan kebutuhan dari perspektif lainnya dan batasan yang ditimbulkan oleh perspektif tersebut. Batasan dari setiap perspektif merupakan faktor penambah.

Kolom dari Zachman Framework merupakan fokus yang berbeda-beda atau abstraksi produk (What/Data, How/Function, Where/Network, Who/People, When/Time, Why/Motivation) dari perspektif. Tiap fokus mengajukan sebuah pertanyaan, cara pertanyaan itu dijawab sangat tergantung pada perspektif. Dengan kata lain, perspektif mengharuskan bentuk dan rincian yang diperlukan untuk membuat setiap pertanyaan menjadi jelas dan dimengerti. Secara deskriptif, baris dan kolom dari Zachman Framework dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar Zachman Framework

Urutan baris pada Zachman Framework menggambarkan tingkatan mulai dari tingkatan kontekstual sampai tingkatan operasional.

1. Baris pertama, mengenai sasaran dan lingkup (“Objectives/Scope”) menurut perspektif perencana (“Planner”).

Baris pertama pada Zachman Framework ini sering disebut dengan arsitektur kontekstual. Pada arsitektur ini didefinisikan model bisnis fungsional secara global dan berbagai requirement external organisasi.

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan tujuan dan objektif bisnis, pengukuran performansi bisnis yang terkait dengan masing-masing fungsi

- How/ Function, berisikan fungsi-fungsi bisnis pada high-level

- What/ Data, berisikan High Level Data Class terkait dengan masing-masing fungsi

- Who/ People, berisikan stakeholder yang terkait dengan masing-masing fungsi

- Where/ Network, berisikan berbagai macam lokasi (bisnis) yang terkait dengan masing-masing fungsi

- When/ Time, berisikan event-event dan siklus waktu yang terkait dengan masing-masing fungsi

2. Baris kedua, mengenai konseptual “Enterprise Model” menurut perspektif pemilik.(“Owner”)

Baris kedua pada Zachman Framework ini sering disebut dengan arsitektur konseptual. Pada arsitektur ini didefinisikan model-model proses bisnis, Alokasi fungsi bisnis, proses eliminasi fungsi-fungsi yang overlap dan ambigu.

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan berbagai macam policy bisnis, prosedur dan standar yang dipakai untuk masing-masing proses

- How/ Function, berisikan penjelasan proses-proses bisnis

- What/ Data, berisikan business data

- Who/ People, berisikan berbagai macam role dan tanggungjawab (responsibilities) dari masing-masing aktor atau pihak yang terkait pada masing-masing proses.

- Where/ Network, berisikan berbagai macam lokasi (bisnis) yang terkait dengan masing-masing proses bisnis

- When/ Time, berisikan event-event dan siklus waktu yang terkait dengan masing-masing fungsi

3. Baris ketiga mengenai bentuk logika “System Model” menurut perspektif perancang (“Designer”)

Baris ketiga pada Zachman Framework ini sering disebut dengan arsitektur logikal. Pada arsitektur ini didefinisikan model-model logikal, manajemen proyek, dan pendefinisian requirement (functional requirement)

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan berbagai macam policy, prosedur dan standar yang terkait dengan model business rule

- How/ Function, berisikan representasi logik dari sistem informasi dan hubungannya

- What/ Data, berisikan model data logik dan hubungan antar data yang terkait dengan berbagai macam informasi

- Who/ People, berisikan representasi logik dari hak akses (privileges) masing-masing user ke sistem berdasarkan role & responsibility-nya

- Where/ Network, berisikan representasi logik mengenai arsitektur sistem terdistribusi untuk masing-masing lokasi

- When/ Time, berisikan event-event dan respons yang dihasilkan berdasarkan business events

4. Baris keempat mengenai bentuk phisik “Technology Model” menurut perspektif pengembang (“Builder”)

Baris keempat pada Zachman Framework ini sering disebut dengan arsitektur teknologi. Pada arsitektur ini didefinisikan model-model fisik, manajemen teknologi, dan pendefinisian solusi dan pengembangannya

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan berbagai macam business rules yang sesuai dengan standar (teknologi) sistem informasi

- How/ Function, berisikan spesifikasi dari aplikasi-aplikasi yang beroperasi pada suatu platform teknologi tertentu

- What/ Data, berisikan tipe-tipe kebutuhan (requirement) sistem manajemen database (DBMS – Data Base Management System) yang sesuai dengan model data logikal

- Who/ People, berisikan identifikasi hak akses masing-masing user (user privileges) untuk suatu teknologi atau suatu platform spesifik

- Where/ Network, berisikan spesifikasi dari perangkat jaringan dan hubungannya dengan batasan fisik system (physical boundaries)

- When/ Time, berisikan spesifikasi trigger untuk merespon event-event pada sistem untuk suatu teknologi atau platform spesifik tertentu.

5. Baris kelima mengenai bentuk detil “As Build” menurut perspektif “programmer/sub contractor/ integrator”

Pada level ini, para programmer/ sub kontraktor/ integrator bekerja sesuai dengan model yang telah didefinisikan. Pada layer ini dijelaskan bagaimana manajemen konfigurasi system dan implementasi pembangunan (deployment) sistem

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan berbagai macam business rules yang sesuai dengan standar teknologi tertentu

- How/ Function, berisikan fungsi-fungsi/ program yang di-coding untuk beroperasi pada suatu platform teknologi tertentu

- What/ Data, berisikan data definition yang sesuai dengan model data logikal

- Who/ People, berisikan identifikasi hak akses yang di-coding untuk suatu teknologi atau suatu platform spesifik

- Where/ Network, berisikan konfigurasi perangkat jaringan untuk sesuai dengan spesifikasi node

- When/ Time, berisikan pendefinisian timing yang di-coding untuk menentukan urutan aktivitas proses . untuk suatu teknologi atau suatu platform spesifik.

6. Baris keenam mengenai bentuk detil “Functioning Enterprise” menurut perspektif “User”

Pada level ini, berbagai macam panduan bagi user untuk menfungsikan system , melakukan manajemen operasi, dan mengevaluasi system.

Penjelasan masing-masing kolom :

- Why/ Motivation, berisikan informasi karakteristik operasi untuk suatu teknologi tertentu berdasarkan standard

- How/ Function, berisikan instuksi manual menjalankan perangkat komputer/ sistem informasi lainnya

- What/ Data, berisikan konten dan nilai data yang tersimpan di database aktual

- Who/ People, berisikan berbagai macam personel dan stakeholder kunci yang bekerja sesuai dengan role dan responsibility-nya

- Where/ Network, berisikan pesan-pesan baik yang terkirimkan maupun diterima

- When/ Time, berisikan pendefinisian waktu melakukan aktivitas berdasarkan urutan waktu tertentu

Framework Untuk Implementasi Enterprise Information Architecture

Apa itu framework dalam konteks penyusunan enterprise information architecture?, Mengapa kita perlu framework? Framework apa saja yang bisa digunakan?

Arsitektur informasi perusahaan mengandung banyak sekali informasi dalam bentuk bermacam-macam artifak (diagram atau model). Masing-masing diagram dan model saling terkait satu dan lainnya sehingga membentuk suatu struktur yang rumit apabila tidak dikelola dengan suatu metoda tertentu. Pendekatan yang dilakukan untuk mengelola artifak-artifak arsitektur informasi perusahaan adalah dengan menggunakan suatu framework arsitektur informasi perusahaan. Dengan menggunakan framework ini, berbagai informasi dalam arsitektur informasi perusahaan dapat lebih mudah dimengerti dan dikelola sehingga kita dapat mengorganisasikan informasi yang diperlukan dan mempermudah penggunaannya.

Terdapat beberapa framework yang sudah dikembangkan oleh berbagai institusi dan organisasi yang telah disusun secara lengkap mulai dari konsep dasar, metodologi pengembangan dan tools pengembangannya. Beberapa framework yang cukup populer yang telah dikembangkan diantaranya :

1. Zachman Institute for Framework Advancement dengan mengembangkan Zachman Framework
2. The Open Group (konsorsium antara produsen dengan pengguna teknologi informasi) mengeluarkan TOGAF (The Open Group Architectural Framework)
3. Chief Information Officer (CIO) Council yang mengeluarkan FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework
4. DoD (Department of Defense) Amerika Serikat dengan C4ISR ( Command, Control, Computers, Communication, Intelligence, Surveillance & Reconnaissance) framework
5. Oracle (vendor sistem database dan aplikasi) dengan mengembangkan Oracle Information Architecture Framework.

Para praktisi dan analis sistem umumnya tidak ada yang mengklaim bahwa satu framework lebih baik secara utuh dari framework lainnya. Masing-masing framework memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam implementasinya, seringkali penggunaan suatu framework dikombinasikan dengan framework yang lainnya untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.

Apa itu Enterprise Information Architecture?

Enterprise Information Architecture (EAI) merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam dunia sistem informasi. Istilah ini baru mulai ramai dibicarkan orang dalam dekade terakhir ini. Apa itu Enterprise Information Architecture?, mengapa kita perlu menggunakannya?, apa manfaatnya?, berikut ini adalah tulisan singkat berisikan deskripsi singkat mengenai EAI.

Enterprise Information Architecure adalah sekumpulan rancangan artifak, representasi deskriptif (dokumen) yang relevan untuk menggambarkan perusahaan (‘enterprise’) saat ini (‘current’) dan yang akan datang (‘future’), untuk digunakan dalam mencapai tujuan perusahaan dan dipelihara selama diperlukan

Artifak atau dokumen dapat berupa :

- Vision & Mission Statement

- Business (processes)

- Work (processes)

- Organization (roles & responsibilities)

- Policy (business rules)

- Information (data entities)

- Applications (business logic)

- Technology (technology components)

- Network (network technology components)

- Security (security components)

EIA dapat merupakan suatu representasi roadmap untuk mencapai misi organisasi melalui kinerja optimal proses bisnisnya dalam suatu lingkungan teknologi informasi yang efisien. Dengan demikian, EIA pada dasarnya adalah suatu cetak biru (blueprint) yang secara sistematis dan lengkap mendefinisikan teknologi informasi yang sedang berjalan (baseline) dan lingkungan teknologi informasi yang diinginkan (target).

Faktor utama pendorong pengembangan dan penggunaan sebuah Enterprise Architecture pada sebuah organisasi adalah :

1. Alignment (Keselarasan)

Memastikan realisasi atau pelaksanaan perusahaan sesuai dengan keinginan manajemen.

2. Integration (Integrasi)

Memastikan konsistensi pelaksanaan business rules dan policy diseluruh unit organisasi dimana data dan penggunaannya aman, interface dan arus informasi sesuai standar, dan koneksitas dan interoperabilitas dikelola disemua unit organisasi.

3. Change (Perubahan)

Menyediakan fasilitas dan pengelolaan perubahan untuk semua aspek perusahaan.

4. Time-to-Market

Melakukan pengurangan pengembangan sistem, pembuatan program, pembaharuan ‘timeframe’ dan kebutuhan sumber daya.

5. Convergence (Konvergensi)

Menuju standardisasi produk teknologi informasi.

Manfaat dari arsitektur informasi adalah sebagai berikut ini :

Keselarasan (alignment) : menciptakan keselarasan antara lingkungan TI dengan kebutuhan bisnis perusahaan

1. Integrasi : standard untuk interface dan aliran informasi

2. Time-to-market : mengurangi siklus pengembangan aplikasi dan sistem

3. Konvergensi : mengusahakan portofolio produk-produk TI standard

4. Meningkatkan compatibility antar berbagai solusi yang dikembangkan masing-masing department / unit.

5. Memungkinkan penggunaan ulang solusi yang telah dibuat, sehingga mengurangi biaya investasi TI.

6. Memberikan metode dan proses bersama (common).

7. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi learning curve dari developer dan user.

8. Meningkatkan komunikasi antar pengguna TI dengan developer.

9. Membantu mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan.

Keluaran yang dihasilkan (khususnya model/diagram visual) akan bermanfaat bagi :

1. Eksekutif perusahaan, dalam mendeskripsikan proses bisnis

2. Manager, dalam memahami proses bisnis dengan menggunakan diagram yang standard (dalam hal ini adalah UML)

3. IT manager, dalam mendiskripsikan aplikasi IT dan merencanakan infrastruktur S/W dan H/W yang sesuai dengan visi, misi dan strategi bisnis perusahaan.

4. S/W developer, dalam mengembangkan dan merancang perangkat lunak (khususnya database) dengan menggunakan diagram yang merupakan defacto standard (UML dan Entity Relationship Diagram)

5. S/W implementor, dalam mengimplementasikan (coding) perangkat lunak yang dirancang oleh S/W developer.

6. H/W planner, dalam merencanakan infrastruktur perangkat keras TI.

7. Vendor, dalam mengajukan solusi S/W dan H/W.